(di bawah teks di bahasa Indonesia)
Valentijns-editie

Deze maand is een nieuw boek verschenen met de titel Een koffer vol liefde. Het geheim van mijn vader geschreven door Hella Sloksoede. De titel doet niet vermoeden dat het iets met de dekolonisatie van Indonesië of de diensttijd van mijn vader heeft te maken. Maar het tegendeel is waar. De beide vaders zaten namelijk letterlijk in hetzelfde schuitje. Ze voeren in oktober 1946 op de Tegelberg naar Indië, waar ze een ongewis avontuur tegemoet gingen.
De vader van Hella, Joop Sloksoede, was niet alleen een militair die als vrijwilliger naar Indië vertrok, hij was bovenal stapelverliefd op LIes Vluggen. Zij ontmoetten elkaar na de oorlog én voor zijn vertrek naar Indië. Lies maakt een onuitwisbare indruk op hem en hij schrijft haar met grote regelmaat.
Hij was echter niet de enige man die haar schreef. Op bijzondere wijze kwamen de brieven aan Liesje via een postzegelverzamelaar terecht bij het archief van Sittard-Geleen. Maar liefst 900 bieven van 47 briefschrijvers. Dit lijkt me al uitzonderlijk, wat de vondst écht nieuwswaardig maakte was het feit dat Toon Hermans een van de briefschrijvers was. Maar Lies lijkt een voorkeur te hebben gehad voor militairen, eerst een Duitse militair, toen een Amerikaan, toen een Engelse en ook een Nederlandse, jawel, Joop. Toch trouwt Lies met een boekhouder, waar ze haar hele leven mee getrouwd blijft – hoe gewoontjes. De brieven blijven komen én ze bewaart ze. Wellicht goed voor haar ego? Waar een andere huisvrouw wellicht een doktersromannetje las, las Lies haar liefdesbrieven…
De brieven van Joop gaan uitgebreid over zijn liefde voor Lies, even uitgebreid beschrijft hij zijn leven en zijn ervaringen in Indië. Een daarmee is het een prachtige primaire bron over de tijd van mijn vader. Hij beschreef de reis, de tropische sfeer, de armoede. Hij beschreef alles wat mijn vader niet heeft geschreven. Joop begint vol goede moed. Als oorlogsvrijwilliger is hij meer gemotiveerd dan de meeste dienstplichtigen. Maar hij eindigt teleurgesteld. Hij verblijft voor zijn terugkeer een tijd in het ziekenhuis met onbekende klachten, zijn tijd in Indië loopt uit op een teleurstelling, zijn relatie met Lies eindigt in mogelijk nog grote teleurstelling. Hoewel hij inziet dat het uiteindelijk niets gaat worden, blijft zijn liefde voor Lies.
Na terugkeer in Nederland trouwt hij in 1950 en krijgt drie dochters. Die weten niets over Lies tot de brieven opduiken in 2023! Voor zijn dochter Hella de reden om dit boek te schrijven, voor mij een bijzondere bron over de Indiëtijd van mijn vader.
https://nos.nl/artikel/2189746-liefdesbrieven-toon-hermans-opgedoken-hij-was-1-van-47-aanbidders
Bulan ini, sebuah buku baru berjudul Sebuah Koper Penuh Cinta. Rahasia Ayahku, ditulis oleh Hella Sloksoede, telah terbit. Judulnya tidak menunjukkan bahwa buku ini berkaitan dengan dekolonisasi Indonesia atau masa dinas militer ayahku. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Kedua ayah mereka secara harfiah berada di perahu yang sama. Mereka berlayar pada bulan Oktober 1946 dengan kapal Tegelberg menuju Hindia Belanda, menghadapi petualangan yang tak pasti.
Ayah Hella, Joop Sloksoede, bukan hanya seorang tentara yang secara sukarela berangkat ke Hindia Belanda, tetapi dia juga sangat jatuh cinta pada Lies Vluggen. Mereka bertemu setelah perang dan sebelum keberangkatannya ke Hindia. Lies meninggalkan kesan yang mendalam padanya, dan dia sering menulis surat untuknya.
Namun, dia bukan satu-satunya pria yang menulis kepada Lies. Dengan cara yang unik, surat-surat kepada Liesje sampai ke arsip Sittard-Geleen melalui seorang kolektor prangko. Tidak kurang dari 900 surat dari 47 penulis. Ini sudah sangat luar biasa, tetapi yang membuat penemuan ini benar-benar menarik adalah fakta bahwa Toon Hermans (pelawak terkenal di negeri Belanda) adalah salah satu penulis surat tersebut. Namun, tampaknya Lies memiliki ketertarikan khusus pada militer: pertama seorang tentara Jerman, kemudian seorang Amerika, lalu seorang Inggris, dan juga seorang Belanda, yaitu Joop. Namun, Lies akhirnya menikah dengan seorang akuntan, dan mereka tetap menikah seumur hidup – betapa biasa. Surat-surat terus berdatangan, dan dia menyimpannya. Mungkin itu baik untuk egonya? Saat ibu rumah tangga lain mungkin membaca novel roman murahan, Lies membaca surat cinta…
Surat-surat dari Joop secara rinci menceritakan cintanya kepada Lies, serta pengalamannya di Indonesia. Oleh karena itu, surat-surat ini menjadi sumber primer yang luar biasa tentang masa dinas ayahku. Dia menggambarkan perjalanan, suasana tropis, kemiskinan. Dia menulis semua yang tidak ditulis oleh ayahku. Joop memulai dengan penuh semangat. Sebagai sukarelawan perang, dia lebih termotivasi daripada kebanyakan wajib militer. Namun, dia mengakhiri perjalanannya dengan kekecewaan. Sebelum kembali, dia sempat dirawat di rumah sakit karena keluhan yang tidak jelas, waktunya di Indonsia berakhir dengan kekecewaan, hubungannya dengan Lies juga berakhir dengan kekecewaan yang mungkin lebih besar. Meskipun dia menyadari bahwa pada akhirnya tidak akan berhasil, cintanya kepada Lies tetap bertahan.
Setelah kembali ke Belanda, dia menikah pada tahun 1950 dan memiliki tiga putri. Mereka tidak tahu apa-apa tentang Lies sampai surat-surat itu ditemukan pada tahun 2023! Bagi putrinya, Hella, ini menjadi alasan untuk menulis buku ini, dan bagi saya, ini adalah sumber yang sangat berharga tentang masa dinas ayahku di Indonesia.

Plaats een reactie